Kamis, 11 Juli 2024

Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran

 


1. Interaktif

  • Sebagai seorang fasilitator pendidik membuka forum diskusi kepada peserta didik dengan pertanyaan- pertanyaan pemantik sebagai proses pembelajaran yang memacu keingintahuan peserta didik (inquiry learning).
  • Pendidik mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan yang terjadi di sekitar peserta didik agar mereka dapat mengemukakan pengalamannya.
  • Pendidik memfasilitasi peserta didik belajar untuk berkolaborasi dengan teman sekelasnya, atau masyarakat di lingkungan satuan pendidikan.
  • Pendidik melaksanakan permainan (game) sebagai ice breaker dalam pembelajaran untuk memantik interaksi di dalam kelas.
2. Inspiratif

  • Pendidik memberikan kasus-kasus sederhana yang terjadi di sekitar lingkungan peserta didik untuk dibahas di kelas secara kolaboratif untuk mencari pemecahan masalah, misalnya kasus kebersihan, makanan kantin, atau perundungan (bullying).
  • Pendidik dapat melakukan pembelajaran di luar kelas, untuk berinteraksi atau memanfaatkan sumber belajar secara langsung 
  • Pendidik membawa media pembelajaran sederhana dari sekitar sekolah untuk dijadikan sebagai bahan diskusi.

3. Menyenangkan

  • Berdasarkan asesmen awal pembelajaran, pendidik memperoleh data karakteristik peserta didik untuk dijadikan dasar variasi aktivitas pembelajaran di kelas.
  • Pendidik di awal pembelajaran menanyakan perasaan peserta didik, dengan menempelkan emoticon, memilih respon yang diharapkan seperti tos, tangan semangat, atau salam.
  • Pendidik menggunakan papan permainan atau game dalam kegiatan belajar di kelas.
  • Pendidik membuat suasana ruangan yang berbeda, seperti merubah posisi bangku peserta didik.
  • Menciptakan suasana pembelajaran yang rileks namun tetap fokus, seperti mempersilahkan bekerja dalam kelompok sesuai pilihan peserta didik dalam proses pembelajaran praktikum.
  • Pendidik menjadi pendengar aktif bagi peserta didik, serta memberi ruang yang nyaman bagi keberagaman.
4. Menantang
  • Pendidik mempersiapkan beragam materi yang menantang peserta didik untuk memperkaya pemahaman atau kompetensi mereka. Seperti misalnya pada materi renang gaya bebas, peserta didik yang sudah menguasai renang gaya bebas diminta untuk mengukur kecepatan renang gaya bebasnya.
  • Memperbanyak interaksi dan perhatian penuh untuk memancing ide peserta didik.
  • Pendidik memberikan penugasan atau tantangan tambahan bagi peserta didik yang mempunyai kompetensi dan kemampuan lebih.
  • Pendidik memberikan tambahan waktu lebih bagi peserta didik untuk menyelesaikan tugas/latihan kelas disesuaikan dengan kebutuhannya.
5. Memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif.
  • Kegiatan belajar disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik, sehingga mereka merasakan manfaat dari apa yang dipelajari bagi kehidupannya.
  • Melibatkan peserta didik dalam penentuan tujuan belajar, asesmen hasil belajar, serta memberikan pilihan cara belajar dan refleksi.
  • Pendidik dan peserta didik dapat secara rutin melakukan refleksi pembelajaran.
  • Peserta didik dapat dilibatkan untuk saling memberikan penilaian terhadap hasil karya atau pekerjaan kelompok.
6. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
  • Menggunakan pembelajaran berbasis projek, memantik peserta didik berempati dengan permasalahan lingkungan sekitarnya, mencari solusi bersama, kemudian solusi diujikan untuk memperoleh umpan balik, diperbaiki dan siap digunakan untuk kepentingan orang banyak.
  • Memberi waktu peserta didik untuk mengerjakan projek sesuai dengan minat, bakat, kompetensi dan kapasitasnya.
  • Memberikan keleluasaan pada peserta didik untuk memilih wujud hasil belajarnya bisa dengan aksi, layanan atau produk.
  • Pada saat penugasan peserta didik dapat membuat hasil pekerjaan disesuaikan dengan minat, misalnya dapat berupa karikatur, artikel, kartun, postingan pada blog internet, atau video di berbagai kanal media sosial.