Rabu, 01 April 2020

Fun Learning dengan “QR Code”


Abad 21 yang sering di sebut dengan era digital membawa dampak besar dalam kehidupan, termasuk di dunia pendidikan. Disadari atau tidak bahwa kita berhadapan dengan peserta didik yang terlahir dengan kemajuan teknologi, salah satuanya gadget. Dengan kemajuan teknologi ini informasi mengalir begitu deras, bahkan guru akan ketinggalan informasi dan tertinggal dalam menggunakan gadget dibanding peserta didiknya. Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang ditumbuhkan dari Literasi Sekolah jangan hanya selogan belaka. Peserta didik harus benar-benar gemar membaca, membaca tidak hanya buku pelajaran atau buku teks. Tetapi materi pelajaran bisa di akses melalui gadget kapanpun dan dimanapun. Akahkah guru dalam mengadapai era digital ini hanya semata menggunakan buku pelajaran dalam pembelajaran di kelas ?
            Seperti yang disampaikan Agung Purwoko, Ketua APKS PGRI Provinsi Jawa Tengah bahwa guru dalam menginisiasi atau melaksanakan proses pembelajaran harus kreatif, inovatif dan berbasis IT, juga penilaian dengan soal-soal dalam format digital (paperless), dan optimalisasi penggunaan android yang dibekali dengan karakter pada peserta didik dan guru. Digitalisasi jika tidak dibarengi karakter yang baik akan berdampak negatif bahkan kontra produktif. Guru mempunyai tanggungjawab melatih peserta didik untuk dispilin dan komitmen yang kuat dalam memanfaatkan pelayanan pembelajaran berbasis digital. Agar dalam memanfaatkan gadget tidak disalahgunakan, tetapi digunakan untuk pembelajaran dan pengembangan diri mereka. Menurut Agung tentang sekolah yang melarang peserta didik membawa gadget di dalam kelas harus diubah paradigmanya. Guru harus dipahamkan dan dilatih memanfaatkan gadget untuk kegiatan belajar agar karakter peserta didik tidak bias.
            Hal yang serupa juga disampaikan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo yang menghadiri konprov XXII PGRI berpesan bahwa guru harus update dan upgrade Teknologi Informasi. Ganjar menambahkan, di era perubahan dunia yang ganas, PGRI sebagai organisasi profesi para guru harus kerja keras untuk membimbing para siswa agar tidak menjadi korban kediktatoran gadget. Meski dalam pendidikan, guru harus adaptif di tengah perubahan yang cepat ini, termasuk dalam penerapan kurikulum.
            Ganjar melihat, siapa saja orangnya sedang ditindas dan tertawan dengan gadget, sehingga merubah perilaku. Para siswa sudah berani dengan guru. Komunikasi dengan orangtua pun tidak secara langsung, tetapi melalui gadget. Sehingga feel dan taste-nya hilang.
Nah, dengan kondisi demikian akankah kita guru berdiam begitu saja, dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat dan menghadapi peserta didik di zaman gadget tersebut? Tentunya tidak. Kita sebagai guru harus update dan upgrade teknologi informasi, dan mampu memanfaatkan gadget untuk kegiatan belajar dengan tidak meninggalkan karakter peserta didik. Pemanfaatan gadget untuk pelajaran IPA sangat diperlukan, apalagi dengan kondisi dicanangkannya GLN justru realita di lapangan peserta didik menjadi malas membaca buku. Bagaimana dengan kondisi demikian, guru mampu mengitegrasikan gadget dalam pembelajaran. Pelajaran IPA klas VII semester 2 tentang Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan di dalamnya membahas tentang komponen biotik dan abiotik.
Bagaimana guru mampu merencanakan fun learning di kelas. Apa itu fun learning? Fun adalah berarti kegembiraan, kesenangan, sedangkan learn adalah belajar, mempelajari. Sesuai dengan artinya metode fun learning adalah metode pembelajaran yang mana seorang guru harus menciptakan suasana hangat dan menyenangkan. Di dalam buku pendamping peserta didik untuk mempelajari komponen biotik dan abiotik harus memindai QR Code atau membuka website https://bit.ly/2JQbPHI.  Website ini berisi video pembelajaran IPA mengenai komponen biotik dan abiotik. Dilanjutkan dengan memindai QR Code satunya atau membuka website https://bit.ly/2IArH72  yang berisi materi tentang peran dan fungsi komponen biotik dalam ekosistem. QR Code adalah bentuk evolusi kode batang dari satu dimensi menjadi dua dimensi. QR Code mempunyai kemampuan menyimpan data lebih besar dibandingkan kode batang. Fun learning dengan QR Code adalah belajar menyenangkan dan gembira dengan suasana hangat menggunakan QR Code yang ada di gadget untuk memindai buku pelajaran. Sebelum mulai menggunakan QR Code guru membagikan Lembar Kerja (LK) untuk merevie hasil pengamatan video pembelajaran, merevie materi tentang peran dan fungsi komponen biotik dalam ekosistem, dan menjawab pertanyaaan.
Bagaimana cara menggunakan QR Code ? guru membimbing peserta didik mendownloud QR Code melalui playstore. Setelah install berhasil, mulai memindai QR Code di buku pendamping dengan gadget. Tidak butuh waktu lama peserta didik bisa mengamati video pembelajaran tersebut.  Setelah selesai mengamati video, peserta didik mereview dan mengisi Lembar Kerja (LK) yang sudah dibagikan. Kegiatan yang sama dilakukan untuk memindai QR Code yang ke-dua yang berisi materi tentang peran dan fungsi komponen biotik dalam ekosistem
Ternyata peserta didik begitu antusias menggunakan gadget dalam pembelajaran, mengamati video pembelajaran dan mereview hasil pengamatan dalam LK. Tidak ada suasana gaduh karena mereka asyik dengan gadgetnya. Begitu selesai, peserta didik melakukan hal yang sama untuk memindai QR Code yang ke-dua. Pada materi tentang peran dan fungsi komponen biotik dalam ekosistem inilah peserta didik harus melakukan literasi yang sebenarnya. Mereka harus membaca materi yang cukup detail, di antaranya: komponen pembentuk ekosistem yang terdiri atas komponen biotik, yang di dalamnya berisi organisme Autotrof/produsen, organisme Heterotrof/konsumen (herbivora, konsumen, dan dekomposer/pengurai), serta komponen abiotik. Peserta didik juga harus merevie dan menjawab 3 pertanyaan yang ada di buku, di antaranya : sebutkan dan jelaskan organisme yang berperan sebagai produsen!, sebutkan dan jelaskan organisme yang berperan sebagai konsumen!, serta sebutkan dan jelaskan organisme yang berperan sebagai pengurai!.
Ketiga pertanyaan tersebut, hanya bisa dijawab ketika sudah membuka QR Code karena materi tidak disajikan di dalam buku pendamping. Nah, bagaimana mungkin jika demikian keadaannya, guru dan peserta didik tidak memanfaatkan kemajuan teknologi yaitu gadget dalam pembelajaran. Dengan belajar menggunakan QR Code pembelajaran IPA akan lebih menyenangkan (fun learning). Diharapkan dengan suasana belajar yang menyenangkan prestasi/hasil belajar IPA akan lebih meningkat.
Penulis: Febri Setiyasih Widayati, M.Pd
Terbit di DERAP GURU Edisi 243 th.XX
 April 2020


1 comments:

Alhamdulillah 🤝🏻

Reply