Tingginya
kasus positif Covid-19 berdampak
semakin lamanya guru dan peserta didik tidak bisa tatap muka. Ada kerinduan
yang mendalam bagi guru untuk bertemu dengan peserta didiknya, begitu pula
sebaliknya. Berbagai metode pembelajaran diterapkan guru untuk bertranspormasi
dengan era digital dan pastinya
berharap memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik untuk mencerdaskan peserta
didiknya. Tidak sedikit kendala yang dihadapi guru selama pembelajaran online karena peserta didik mempunyai
keunikan tersendiri dengan karakter masing-masing. Namun, harus ada sinergi
antara pemerintah, guru, dan masyarakat (orangtua) dalam menghadapi pendidikan
di masa pandemi.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah
untuk mengurai masalah pendidikan di masa pandemi, di antaranya memberikan
kuota belajar bagi guru dan peserta didik. Dan yang sekarang diluncurkan yaitu
pemberian akun belajar gratis bagi guru dan peserta didik yang dikenal dengan G Suite for Education. Guru dan peserta
didik harus mengaktivasi akun G Suite
sehingga bisa dimanfaatkan untuk pembelalajaran. Klas VII A SMP Negeri 1
Andong, Boyolali pemanfaatan G Suite
dengan Classroom untuk menyampaikan Sistem
Organisasi Kehidupan.
Menurut Irsyad Kamal, 2020:24
menyatakan bahwa Google Classroom
merupakan salah satu fitur atau layanan yang disediakan oleh Google untuk
memfasilitasi guru dan murid dalam berinteraksi dan melakukan kegiatan belajar
mengajar secara online. Misalnya,
mengumpulkan tugas, berbagi materi pembelajaran, dan berdiskusi. Google Classroom merupakan layanan yang
dapat digunakan secara gratis oleh siapa pun dan di mana pun dengan syarat
pengguna tersebut memiliki akun gmail.
Peluncuran G Suite sangat efektif di gunakan dalam pembelajaran IPA. G Suite mempunyai banyak kelebihan, di
antaranya merupakan akun berbayar namun digratiskan oleh Kemdikbud bagi guru
dan peserta didiknya. Sebelum ada peluncuran akun G Suite sebenarnya beberapa guru sudah menggunakan Classroom dengan gmail, namun setelah
akun G Suite diaktivasi maka
pemanfaatan Classroom menggunakan akun tersebut. Peserta didik akan memperoleh materi,
tugas dari guru dan berkomunikasi dengan guru ataupun teman sekelas.
Pembelajaran online tak mungkin lepas dari perangkat Digital. Dan masa pandemi
bukan merupakan penghalang guru dan peserta didik tidak melakukan literasi. Guru dan peserta didik harus
melakukan Literasi Digiital agar
tidak ketinggalan informasi. Guru harus memberikan layanan pendidikan terbaik yang
kekinian agar peserta didik tidak bosan. Secara umum yang dimaksud dengan Literasi Digital adalah kemampuan
menggunakan teknologi informasi dan Komunikasi (TIK), untuk menemukan,
memanfaatkan, membuat dan mengkomunikasikan konten/informasi, dengan kecakapan
kognitif maupun teknikal. Ada banyak model kerangka (framework) untuk literasi
digital yang dapat ditemukan di internet, dengan ragam nama dan bentuk.
Setiap model memiliki keunikan dan keunggulan masing-masing, dikutip dari Derap
Guru Edisi September 2020:32.
Dilangsir dari Kompasiana (2019)
setidaknya ada empat kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh pengajar. Pertama: keterampilan berpikir kritis
dan pemecahan masalah. Merupakan kemampuan memahami masalah, mendapatkan
informasi sebanyak-banyaknya sehingga dapat dielaborasi dan memunculkan
berbagai perspektif untuk menyelesaikan masalah. Kedua: keterampilan komunikasi dan kolaborasi. Keterampilan ini
tidak luput dari kemampuan berbasis teknologi informasi, sehingga pengajar dapat
menerapkan kolaborasi dalam proses pengajaran. Ketiga: kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Diharapkan ide-ide
baru dapat diterapkan pengajar dalam proses pembelajaran sehingga memacu siswa
untuk berpikir kreatif dan inovatif. Keempat:
literasi teknologi dan informasi. Pengajar diharapkan mampu memperoleh banyak
referensi dalam pemanfaatan teknologi dan informasi guna menunjang proses
belajar mengajar.
Berbekal urain di atas, maka guru
harus melakukan perubahan, berinovasi, dan kreatif sehingga memiliki keempat
kompetensi untuk meningkatkan literasi yang berguna bagi peserta didiknya.
Memanfaatkan sarana digital dalam pembelajaran, mempunyai kemampuan komunikasi
yang baik dengan peserta didiknya, dan memanfaatkan teknologi informasi dengan
ide-ide baru dalam pembelajaran.
Literasi Digital pada materi Sistem Organisasi Kehidupan dibuat oleh guru dengan referensi dari Buku siswa, Buku guru, dan buku pendamping siswa. Guru membuat Literasi Digital beberapa materi yang diposting dalam website dengan alamat https://www.febriwidayati.com/ Dalam website tersebut beberapa materi Sistem Organisasi Kehidupan disajikan dalam beberapa link. Di antaranya sel dan jaringan, organel-organel sel, mengidentifikasi jaringan pada tumbuhan dan hewan, organ hewan dan tumbuhan beserta fungsinya, serta penguatan nilai-nilai karakter transplantasi organ.
Literasi Digital yang
dimuat dalam website tersebut,
beberapa link telah diposting di Classroom
VIIA. Peserta didik lebih mudah mengakses kapan saja dan di mana saja.
Dengan G Suite berbantukan Classroom, peserta didik bisa
mempersiapkan diri untuk mengikuti Ulangan Harian Sistem Organisasi Kehidupan,
karena guru juga mengirim link materi di email G Suite masing-masing peserta didik.
Literasi
Digital dengan G Suite
berbantukan Classroom mampu
memotivasi peserta didik dalam belajar IPA karena tidak terganggu informasi
dari mapel lain. Komunikasi dan diskusi antara guru dan peserta didik menjadi
lebih efektif. Literasi Digital
dengan G Suite berbantukan Classroom mampu meningkatkan hasil
belajar IPA materi Sistem Organisasi Kehidupan kelas VII A SMP Negeri 1 Andong,
Boyolali.